Seperti yang dikatakan Didik Wijaya, menulis cerpen (cerita pendek) dapat menjadi permulaan karir yang baik sebagai penulis fiksi. Menulis cerita yang sangat panjang, seperti novel pastilah lebih membutuhkan waktu dan tenaga yang cukup banyak. Belum lagi mencari penerbit yang mau menerbitkannya. Cerita pendek dapat menjadi terobosan dalam karir menulis. Lebih banyak alternatif bagi penulis cerita pendek untuk dikenal, daripada novel. Majalah dan koran banyak yang menerima cerita pendek. Blog bisa juga menjadi alternatif dimuatnya cerita pendek di internet. Seringnya nama penulis muncul dalam cerita pendek yang dimuat di berbagai majalah dan koran, bisa menjadi pertimbangan positif bagi penerbit, bila penulis tersebut menyodorkan naskah cerita yang lebih panjang seperti novel ke penerbit.
Untuk memulai menulis cerpen pertama-tama kita harus mengetahui unsur-unsur yang ada di dalam cerpen. Dalam karya sastra unsur\ dalam sebuah karya dibedakan menjadi dua yaitu unsur intrinsi dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang pokok ada dalam sebuah cerita. Cerpen kita ibaratkan sebagai sebuah bangunan yang harus memiliki pondasi unsur ini. Unsur intrinsik ini meliputi tema, alur, tokoh, dan latar. Adapun unsur ekstrinsik adalah unsur yang berada di luar karya seperti pengalaman penulis, pembaca, dan sebagainya.
Tema
Untuk memulai menulis cerpen sudah tentu kita harus mengetahui dulu tema yang kita angkat. Ide memang banyak berseliweran di kepala kita tapi dengan menentukan tema, dengan sendirinya ide-ide yang bertebaran di kepala kita dapat tersusun sehingga kita bisa lebih terstruktur menata cerita kita. Dengan adanya tema, yang menjadi tulang punggung cerita, maka cerpen kita akan meninggalkan kesan tersendiri pada pembaca. Tema yang jelas memudahkan si penulis melahirkan tokoh-tokoh, karakter atau plot. Tema juga membantu kita untuk menyampaikan pesan dari cerita yang kita tulis.
Alur
Alur adalah jalan cerita. Kita mengenal beberapa alur seperti alur maju, alur mundur, alur sorot balik/flash back, dan alur campuran. Bagi pemula alur dapat dilihat dalam grafik berbebtuk gunung yang di dalamnya meliputi tiga tahapan yaitu tahap awal, tengah, dan akhir. Tahap awal meliputi perkenalan, pembukaan cerita dan peristiwa-peristiwa, tahap pertengahan meliputi konflik dan klimaks, tahap akhir meliputi penyelesaian masalah.
Dalam menulis cerpen kita harus fokus dalam satu alur agar cerita kita utuh sebab cerpen hanya mengangkat satu peristiwa dan penggalan kisah saja.
Tokoh
Dalam cerpen tokoh yang digunakan jangan terlalu banyak, berkisar 3-4 orang adalah sangat standar. Semakain banyak tokoh yang kita pakai cerita kita akan menjadi semakin panjang dan tidak fokus sebab kita sibuk mengurusi tokoh-tokoh dan karakter-karakternya. Perlu kita ingat juga penentuan aku lirik sangat mendukung cerita yang kita tulis. Sudut pandang yang kita gunakan dalam tokoh-tokoh kita dengan permainan alur bisa membuat tulisan kita lebih menarik dan kreatif bagi pembaca.
Latar/Setting
Latar merupakan tempat terjadinya suatu peristiwa dalam sebuah cerpen. Latar bisa meliputi lingkungan tokoh, ruangan, deskripsi sesuatu, kondisi, pemandangan, daerah, dan sebagainya. Pentingnya latar tentunya agar pembaca tidak bingung dengan tulisan yang kita tulis dan seakan-akan cerita kita menjadi benar-benar terjadi.
Kata dan Kalimat
Ada beberapa hal juga yang perlu diperhatikan dalam menulis cerpen seperti penggunaan kata yang harus efisien, tidak terlalu berbunga-buanga atau mengemban beban metafora, dan penggunaan kalimat-kalimat yang efektif.
Suspen dan Ending
Cerpen yang menarik selalu memberikan suspen atau kejutan pada akhir cerita. Kita sebenarnya telah mengenal beberapa ending dalam cerita. Ending sebenarnya terdiri atas dua bagian yaitu close ending dan open ending. Close ending meliputi happy ending dan sad ending. Adapun open ending memberikan peluang bagi pembaca berpikir tentang bagaimana akhir ceritanya. Open ending memiliki peluang membuat cerita seolah-olah menggantung, memeberikan suspens dan rasa penasaran bagi pembaca. Pastikan pesan yang disampaikan tetap mengenai pembaca.
Menyunting
Jika tulisan telah selesai ditulis maka kini gilirannya kita menyunting tulisan kita sendiri. Baca ulang beberpa kali tulisan kita.temukan kata yang salah, logika cerita, dan kejanggalan-kejanggalan dalam cerpen kita sendiri. Menyunting yang lebih baik dilakukan setelah ebberapa hari kita menulis cerpen. Hal ini untuk memisahkan diri kita sebagai kreatornya aagar bisa berjarak dengan tulisan kita sendiri.
Selalu sulit untuk memulai menulis karena niat saja tidak cukup. Terkarang banyak hal-hal kecil yang bisa kita jadikan tips untuk membantu kita dan sesunggguhnya biasa kita lakukan dan ringan untuk dilakukan. Kita terkadang juga mengalami kendala dalam menulis. Hal-hal di bawah ini juga dapat menjadi tips sederhana:
- Jadwal.
Buat jadwal setiap hari untuk minimal menulis 1 paragraf deskripsi tentang sesuatu.
- Mapping Mind atau menulis dalam pikiran.
Biasanya imajinasi suka liar bikin cerita sendiri saat kita lagi jalan-jalan, ngobrol, makan, dll. Itu bisa kita jadikan bahan untuk ide cerita nanti.
- Buat catatan yang bisa dibawa-bawa.
Jadi kalau menemukan diksi atau kata-kata yang aneh, unik, dan bagus bisa langsung ditulis. Nanti ketika menulis cerita kata-kata itu bisa dipakai.
- Cari judul-judul yang menarik dan taruh di kamus judul.
Biasanya banyak kita temukan kata-kata yang menarik untuk dijadikan judul. Namun bila belum ada ide ceritanya, kata-kata tersebut bisa ditaruh dalam kamus judul yang kita buat sendiri. Ketika ada cerita yang belum diberi judul, kita bisa mencari judul yang pas dalam kamus judul.
- Memulai menulis selalu sulit.
Maka lebih baik buat angle cerita lewat kerangka karangan, sehingga cerita tidak bertele-tele dan memiliki alur yang mengalir.
- Kata motivator.
Di depan komputer atau tempat–tempat tertentu yang biasa kita lihat (misalnya pintu kamar atau pintu lemari), tempel kata-kata yang bisa memotivasi kita untuk menulis. Misalnya kalau saya sendiri, di atas komputer beberapa senti dari sudut pandang dari layar komputer tertera tulisan, “Tidak boleh ada karangan yang buruk!”
- Tulis saja!
Tulis saja dulu apa yang mau kita tulis, dan jangan pikirkan yang macam-macam.
- Berguru.
Baca buku-buku atau karya-karya pengarang yang kita sukai dan temukan apa yang kita sukai dari karya-karya mereka. Ini merupakan cara lain berguru dengan penulis-penulis tersebut.
- Puisi dan kosakata.
Kosakata juga banyak kita dapatkan dari puisi, maka membaca puisi dapat merangsang kita menemukan dan membangun kosakata (mengembangkan kosaksata penyair bukan mencuri bait syairnya!) sehingga kosakata kita jadi lebih kaya dan segar.
10.Dongeng.
Jika mengalami kebuntuan atau kreativitas yang mati, kembalilah pada dongeng! Dongeng adalah imajinasi manusia yang paling dasar dan dalam. Dongeng dapat merangsang imajinasi kita untuk terus bekerja sambil “jalan-jalan” ^_^
Jika kita merasa tulisan kita telah siap dibaca orang lain berarti kita telah siap mengirimkan tulisan kita ke media. Media seperti koran biasanya memuat cerita yang tidak panjang berkisar 5-6 halaman kuarto. Adapun majalah biasanya juga terpatok pada space atau halaman yang tersedia. Namun ada juga jurnal dan majalah yang membiarkan kita leluasa menentukan jumlah halaman cerpen kita.
Namun menjadi penulis cerpen tidak melulu harus eksis menulis di koran. Sebab setiap hari redaktur koran selalu menerima naskah yang masuk dan naskah kita akan bersaing dengan banyak naskah lainnya. Hal yang paling baik untuk menjajal kemampuan menulis kita, kita bisa mengikuti beragam lomba kepenulisan cerpen yang infonya bisa kita dapatkan dari mana saja. Seperti dari internet, website, komunitas, papan mading, koran, blog, teman, grup menulis, facebook, dan semacamnya. Hal ini dikarenakan juri dalam lomba menulis kreatif tidak hanya satu orang sehingga beberapa orang dapat memberikan penilaian yang berbeda pada tulisan kita dan tidak terburru-buru dalam membaca dan menyimpulkan setiap naskah yang masuk. Tema yang telah ditentukankanpun dan tidak ada subjektivitas mencolok dalam penilaian.
Selamat menulis dan mencoba!
* Biodata Penulis
Wa Ode Wulan Ratna, lahir di Jakarta 23 Agustus 1984. Menulis puisi dan cerpen namun mulai intens menekuni dunia prosa sejak kuliah di jurusan Sastra Indonesia Universitas Negeri Jakarta tahun 2003. Cerpen-cerpennya pernah dipublikasikan di beberapa media lokal dan nasional. Beberapa penghargaan pernah diraihnya dalam penulisan cerpen di antaranya dalam sayembara penulisan cerpen Creative Writing Institute, Krakatau Award, lomba cerpen bertema Melayu Dewan Kesenian Riau, bertema HAM kedutaan Swiss, cerpen bertema pemuda dan pendidikkan Pusat Bahasa Jakarta. Penghargaan Khatulistiwa Literary Award diterimanya tahun 2008 lalu atas kumpulan cerpen pertamanya, Cari Aku di Canti, untuk kategori penulis muda berbakat. Kerap diundang dalam acara-acara sastra nasional dan internasional di dalam negeri seperti Jakarta International Literature Festival (JILFest) 2007, Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) 2008, Ubud Writer and Reader Festival (UWRF) 2010, menjadi juri lomba cerpen, serta mengisi workshop dan talkshow kepenulisan. Saat ini tinggal di Kelapa Gading, Jakarta sebagai editor dan penulis freelance sambil mencoba menyelesaikan novel pertamanya dan mulai menjelajah dalam kepenulisan skenario. Facebook: wa ode wulan ratna
Beberapa email media untuk cerpen:
Indonesia (JCI)
Beberapa link untuk mencari info lomba: