Selasa, 06 September 2011

Siapa yang Ngebet Pengen Jadi Penulis, Baca Info Keren ini!


Tiga Serangkai Pustaka Mandiri Mencari Naskah


General Books Tiga Serangkai Pustaka Mandiri (TSPM) adalah divisi penerbitan
buku umum di bawah naungan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri yang sudah berdiri sejak tahun 2002. General Books TSPM saat ini memiliki 3 imprint, yaitu Inti
Medina, Tiga Kelana, dan Tiga Serangkai.


Jika Anda memiliki naskah:
1. Religi Islam (Fiqih Kontemporer, Ibadah, Akidah dan Akhlak, Muamalah,
Motivasi, Tibbun Nabawi, Faksi Inspiratif, Qur'an/Hadits, Turots/Referensi);
2. Anak & Remaja (Fiksi Fantasi, Fiksi Humor, Fiksi Misteri, Fiksi Spiritual
Islam, Dongeng/Cerita Rakyat, Faksi, Nonfiksi Spiritual Islam, Pergaulan/Etiket,
Entrepreneurship, Hobi dan Keterampilan, Panduan/Pelatihan, Referensi Anak);
3. Business/Entrepreneurship (Peluang Bisnis UKM, Pendirian Usaha, Manajemen,
Peluang Kerja, Pengembangan Karier, Getting Job Abroad);
4. Fiksi-Faksi Dewasa (Science-Fiction, Mistery/Thriller,
Memoar/Tragedi/Inspirasi (Faksi), Sejarah, Aksi (Duel-Silat), Roman/Percintaan;
5. How to: Hobi/Keterampilan/Panduan (Gardening, Housing, Farming,
Automotive,etc, Komputer/Teknologi Informasi, Travelling, Musik, Entertainment,
Success Story);
6. Kesehatan & Kewanitaan (Pengobatan Alternatif, Makanan Sehat, Diet, Penyakit,
Perkawinan/Rumah Tangga, Cooking/Recipe, Fashion);
7. Edukasi (Pengayaan buku teks, biografi/autobiografi tokoh, kecerdasan
majemuk, aktivitas dan games, pendidikan karakter);
8. Motivasi/Pengembangan Diri (Psikologi populer, Bimbingan Karier/Profesi);
9. Parenting (Pengasuhan anak, Pendidikan anak, Anak berkebutuhan khusus);
10. Referensi (Kamus, Tesaurus, Buku Pintar, Peta/Atlas, Ensiklopedia,
Direktori).


Anda dapat mengirimkan naskah buku yang ditawarkan disertai:
1. Topik naskah yang berisi gambaran singkat tentang isi naskah.
2. Outline naskah, yang mengandung penjelasan tentang materi yang diuraikan
setiap bab atau subbab.
3. Keunggulan/keunikan naskah.
4. Pembaca sasaran yang ingin dicapai.
5. Prospek pasar.
6. Manfaat yang diperoleh pembaca setelah membaca buku ini.
7. Biografi penulis.
8. Hal-hal lain yang perlu dijelaskan.
Naskah dan proposalnya dapat dikirimkan via e-mail ke: wastuti@tigaserangkai.com
Jika ada pertanyaan sehubungan dengan naskah ke General Books TSPM dapat kontak
ke: Windri Astuti (081310333180)

Minggu, 21 Agustus 2011

Kirim Naskah ke Diva Press


Naskah Fiksi (Tema bebas)
  • Menyertakan sinopsis cerita dan biodata lengkap (termasuk nomor yang dapat dihubungi)
  • Tidak ada batasan ketebalan naskah, kertas A4, spasi 2, font Times New Roman ukuran 12, batas margin kanan 4, kiri 3, atas 4, dan bawah 3
Naskah Nonfiksi (tema bebas)
  • Menyertakan ringkasan dan daftar isi
  • Tidak ada batasan ketebalan naskah, kertas A4, spasi 2, font Times New Roman ukuran 12, batas margin kanan 4, kiri 3, atas 4, dan bawah 3
Naskah dapat dikirimkan melalui e-mail ke alamat: redaksi_divapress@yahoo.com. Atau, dapat dikirimkan maupun diantar langsung ke kantor redaksi kami dalam bentuk print-out beserta soft file.
Konfirmasi penerimaan naskah akah diberikan maksimal 1 bulan setelah naskah sampai ke meja redaksi.
Naskah yang telah diterima hanya akan diedit oleh staf redaksi DIVA Press yang berwenang.

Sabtu, 20 Agustus 2011

TIPS MENYUSUN ANTOLOGI-DWI SUWIKNYO


Tips Menyusun Antologi Nich!

Menyusun antologi ternyata gampang-gampang susah, meskipun bisa
dilakukan penulis pemula yang belum banyak karya (seperti saya, hehe).
Banyak yang saya petik dari pengalaman menyusun antologi pertama
saya (sebelumnya saya baru punya karya di satu antologi saja), yaitu
lumayan rumitnya ketika menerima naskah yang masuk bertubi-tubi,
apalagi menjelang deadline justru makin banyak. Harus membuka satu
per satu e-mail yang masuk dan men-download file tulisan peserta.
Kemudian harus membacanya lagi satu per satu, bahkan akan diulangi
sampai beberapa kali tanpa disadari untuk keperluan menyeleksi naskah.

Untuk naskah yang saya kumpulkan selama kurang-lebih 2 tahunan
(wah ini antologi paling lama mengumpulkan naskahnya barangkali),
yaitu versi Multiply dan Facebook, akhirnya saya benar-benar "keblinger"
karena awalnya dulu saya memiliki ide untuk membuat lomba tentang
cerita menarik di Perpustakaan hanya untuk kepuasan bathin. Ceritanya,
saya yang dulu kuliah di Jurusan Ilmu Perpustakaan & Informasi sempat
menjadi Librarian (Pustakawati) meski sebentar, ingin bernostalgia. Hihi ...

April 2009 saya sudah mengumumkan pemenang lomba menulis "Kisah
Seru di Perpustakaan" di Blog Multiply saya. Setelah itu lega, yang jelas
hadiah yang dijanjikan sudah dikirim. Lucunya, saya bukanlah penulis
berpengalaman maupun yang memiliki keahlian editing. Saya hanyalah
seorang mantan pustakawati yang suka membaca dan menulis, punya
keinginan untuk menerbitkan buku di bidang yang pernah saya terjuni
(dan ditinggalkan, hiks). Jadi, siapa saja bisa menjadi penyusun sebuah
buku antologi (kumpulan karya tulis seperti essai, cerpen, puisi dll).
Naskah yang berjumlah 164 judul itu menumpuk begitu saja, saya harus
menjalani kodrat sebagai Ibu untuk hamil dan melahirkan anak ke-3
(dari kehamilan ke-4), lantas sibuk sejak"mabuk hamil", melahirkan
pada bulan Januari 2010 kemudian mengurus bayi.

Waktu terus berjalan, setelah lewat masa sibuk mengurus si kecil, saya
tiba-tiba "kumat" lagi ... hihi! Pertengahan (mungkin lebih) 2010 saya
kembali terdorong untuk menyusun kembali cerita tentang pengalaman
berkesan di Perpustakaan, akhirnya mengundang teman-teman untuk
menjadi kontributor naskah "One Day in Library" via Facebook. Naskah
yang masuk 68 judul, ditambah naskah versi Multiply jadi total berjumlah
212 judul! Bingung deh ... Banyak yang mirip, pilih yang mana? Saya
baca berulang-ulang, memakan waktu cukup lama. Lalu ditambah lagi
kegiatan lainnya yang membuat sering tertunda penggarapan naskah
ini. Rasanya saya sudah "kebelet" untuk menerbitkan buku ini ...
Entahlah nanti judulnya menjadi "apa". Semoga tak lama lagi, amin.

Selama proses menerima naskah melalui e-mail, membuka file dan saat
membacanya, ada perasaan menyenangkan dan memposisikan saya
seolah seperti seorang editor (padahal saya sekadar membacanya saja,
tidak mengedit). Posisi sebagai seorang penulis pemula jadi bertambah
pengalaman, saya jadi tahu bahwa jika kita mengikuti lomba atau audisi
penulis ternyata seperti "ini" posisinya, naskah kita terjepit di antara
naskah-naskah peserta yang lain. Banyak yang serupa tapi tak sama,
atau jalan ceritanya sebenarnya bagus namun penulisannya kurang
"tertib". Saya tidak menyatakan bahwa tulisan saya sudah bagus,
yang penting tugas saya adalah memilih mana cerita yang paling
menarik yang saya butuhkan, sesuai dengan tema berkaitan.

Setelah berpanjang lebar, saya ingin membagikan pengalaman buat
teman-teman yang belum pernah menyusun antologi (misalnya
sebelumnya sudah rajin ikutan lomba atau audisi penulis). Berikut ini
hal-hal yang perlu diperhatikan :
1. Niat awal menyusun antologi dengan satu tema, harus diperjuangkan untuk diterbitkan. Serius.
2. Siap lahir bathin, menanggung resiko yaitu menyediakan waktu khusus untuk membacanya dan melakukan pengeditan oleh penyusun antologi maupun minta tolong pada editor. Selain itu siap mental untuk menerima pertanyaan-pertanyaan para peserta untuk mencek naskah sudah masuk atau belum, dan sebagainya. Yang terakhir adalah siap mental menghadapi peserta yang kecewa karena naskahnya tidak lolos.
3. Mempertimbangkan untuk membuat undangan menulis kepada "banyak peserta", atau hanya sejumlah orang yang kita kenal dan ketahui tulisannya seperti apa (secara keseluruhan). Jika menerima sekian banyak naskah namun tidak semua langsung masuk kriteria, atau jauh dari harapan, akan sangat melelahkan. Namun ini juga tergantung dari kesediaan penyusun atau penyelenggara lomba (apa tujuannya). Kalau ada unsur promosi dan pembelajaran, memang sangat baik. Secara pribadi, untuk penulis pemula yang ingin menyusun antologi adalah lebih baik mengajak beberapa orang teman untuk "langsung" menulis apa yang dibutuhkannya. Fokus.
4. Mengenai jumlah penulis, juga berkaitan dengan masalah royalti. Makin banyak penulis, makin ribet membaginya. Kalau untuk lomba, mungkin belum tentu hasil lombanya akan dibukukan, namun untuk undangan menulis atau audisi penulis tentunya akan dipilih sejumlah penulis yang nantinya harus diperhatikan benar Hak-nya dalam hal royalti. Bisa juga sejak awal disebutkan bahwa naskah yang lolos tidak akan memperoleh royalti, atau royalti yang diperoleh akan digunakan untuk suatu kepentingan misalnya dijadikan kas atau disumbangkan.
5. Mungkin ada gunanya juga jika setiap penulis dikirimkan FORM pernyataan bahwa bersedia naskahnya masuk dalam antologi dan diterbitkan dalam bentuk buku dengan jumlah royalti sekian persen, atau pernyataan bahwa bersedia tidak mendapatkan royalti. Penulis dapat mengirimkan kembali FORM tersebut dengan dilengkapi tanda tangan plus materai 6000 (ada komentar atau ralat, teman-teman?) Ini untuk menghindari hal-hal yang tidak kita inginkan di masa yang akan datang, misalnya ada tuntutan dari salah seorang kontributor naskah.
6. Format pengiriman, standarnya sudah tidak perlu saya bahas (tipe huruf, spasi, dll). Namun perlu diperhatikan untuk subjek di E-mail, idealnya urutannya seperti ini : [nama antologi] judul_nama asli penulis misalnya : [ODiL] Perpustakaan Sialan_Fahmida Sarla. Kalau perlu, peserta membuat judul yang lebih simple, tidak terlalu panjang.
7. Untuk biodata, lebih bagus kalau dicantumkan di bawah tulisan, jadi berada dalam satu file. Karena kalau terpisah akan membuat lama download-nya (jadi memakan waktu lebih banyak). Begitu juga kalau ada fotonya, insert saja langsung di bagian atas atau bawah biodatanya.
8. Data peserta yang diminta, mencakup : nama asli sesuai KTP, nama akun di Facebook (yang tetap, tidak ganti-ganti seperti yg pernah saya lakukan, hehe), nama akun di e-mail, nama di Blog dan sebagainya. Sering penyusun kesulitan men-TAG info karena nama akun FB jauh berbeda dengan nama asli penulis dan e-mail.
9. Masalah teknis pengiriman naskah, jika tidak mengejar waktu (terburu-buru) alias santai mengumpulkan naskah antologi, bisa juga penulis diminta mengirim naskah dalam bentuk print-out via pos ke alamat penyusun. Hal ini bisa memudahkan penyusun untuk membacanya dan membuat "oret-oretan" (mengedit) dengan lebih mudah dan tentu saja menghemat tinta printer! Sementara, kalau hanya baca melalui layar komputer atau laptop pastinya lebih melelahkan mata dan tidak bisa mencicil kapan saja. Kalau baca naskah tercetaknya, tinggal ditumpuk dan saat kita sempat akan lebih mudah dibaca dibandingkan naskah dalam bentuk file di komputer.
10 Terakhir nih, jika tema yang kita pilih tidak semua orang familiar atau belum tentu semua lancar menuliskannya, sebaiknya tidak usah tergesa-gesa membuat undangan menulis (bagi penulis untuk kepentingan pribadi, yaitu memiliki karya buku antologi). Namun jika temanya sangat populer atau familiar sehingga mudah bagi banyak penulis membuatnya, ada 2 pilihan : 1). Mengundang banyak peserta, agar memperoleh banyak variasi cerita. 2). Mengundang sedikit penulis yang dikenal, sebaiknya cepat-cepat digarap (diselesaikan proses penyusunannya menuju proses pencetakan dan penerbitan) karena tidak menutup kemungkinan orang lain akan membuat karya dengan tema yang serupa, jadinya karya kita "keduluan" deh. Jadi, begitu punya ide naskah ... segeralah bergerak cepat agar tidak ada pihak lain yang menyusun buku yang temanya mirip atau bisa sama persis dengan apa yang ingin kita sampaikan. Bagi yang mengundang menulis, sebaiknya juga memberi pesan agar teks undangannya tidak dishare ke pihak lain. Untuk penulis yang diundang, sangat diharapkan menjaga amanah tersebut. Meskipun antar sesama penulis, ada baiknya pula kita merahasiakan tema karya yang akan dibuat.
Demikian sharing kepenulisan oleh saya, penulis pemula yang sedang berjuang menyusun antologi (setelah 2 tahunan belajar menulis) dan "matian-matian" (mudah-mudahan hanya istilah) menyusun karya solo. Tentunya untuk mewujudkan cita-cita menjadi penulis tidaklah secara instan, bukan? Ada proses panjangnya, jadi bagi yang baru memulai langkahnya memutuskan jadi penulis harap bersabar dan memaklumi jalan berliku di dunia ini. Akhir kata, bagi yang tidak di-TAG saya mohon ma'af karena batasnya hanya 30 orang. Khusus untuk para senior, terima kasih karena selalu memotivasi para junior untuk terus berkarya. Semoga Allah SWT yang akan membalas kebaikan semua "guru" di bidang kepenulisan, Amiiin YRA.

OK, selamat mencoba menyusun antologi ya ... teman-teman (bagi yang belum). SEMANGKA !!! :D
NOTE ini boleh di-share asal mencantumkan nama penulisnya. Terima kasih.

CARA JITU MENULIS JUDUL CERPEN



Oleh Joni Lis Efendi
www.menulisdahsyat.blogspot.com

Diskusi kita kali ini tentang judul cerpen. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menulis judul cerpen supaya lebih menarik, sesuai dengan isi dan elegan alias bisa dibawa ke atas (kalo dibawa ke tengah bisa kelelap alis tenggelam, hehe ...)

Hal yang harus diperhatikan:
  1. Kata-kata yang menarik, enak didengar telinga dan nyaman dilihat mata.
  2. Sesuai dengan isi cerpen.
  3. Terdiri dari 1-4 kata, supaya lebih mudah diingat pembaca dan memberikan efek visualisasi yang kuat di imajinasi pembaca. Coba bandingkan: Menangkap Hantu (judul yg disarankan); Menjelang Tengah Malam Jumat Kliwon Kami Menangkap Hantu (judul yang terlalu panjang, tdk disarankan)
  4. Memiliki makna luas, contoh kata "ibu" (bisa berarti orang yang melahirkan kita, pusat, induk, sebutan wanita dewasa, istri ayah, dll)
  5. Kata aktif, supaya kesannya kuat. Contok kata aktif: Memperjuangan Cinta, contoh kata pasif; Cinta Diperjuangkan
  6. Sesuai dengan segmen pembaca: contoh remaja suka yang romantis melankolis atau rada-rada gaul, wanita dewasa suka yang berbau romantis atau feminim, sastra lebih pas dengan judul metafora, anak-anak suka dengan kata-kata polos dan lugas.
  7. Hindari kata-kata kasar atau makian. Contoh: Cewek Setan, Lelaki Anjing Kurap, Anak Tahi Kucing, dll
  8. Hindari kata keterangan waktu atau tempat misalnya: Di Pasar Ini Aku Berjualan, Menunggu Senja yang Muram, Di Awal Pagi Aku Sendiri, dll. Kata-kata keterangan tempat dan waktu bersifat pasif dan cenderung jatuh ke kata klise (biasa).

Catatan: Cara Penulisan Judul
  • Penulisan judul awal katanya harus HURUF BESAR atau seluruh katanya huruf besar,contoh "Wasiat Ayah" atau "WASIAT AYAH".
  • Kata hubung atau keterangan (di, untuk, kepada, pada, ini, itu, sana, sini) tapi jika awal judul tetap huruf besar (contoh: "Kepada Ayah") kalau di tengah ditulis kecil "Surat kepada Ayah"

Contoh penulisan judul:
  • "Sebait Puisi Matahari" (benar)
  • "SEBAIT PUISI MATAHARI (benar)
  • "sebaik puisi matahari" (salah)
  • "Kado untuk Mama" (benar)
  • "KADO UNTUK MAMA" (benar)
  • "Kado Untuk Mama" (salah)
  • "kado untuk mama" (salah)

Kamis, 18 Agustus 2011

Alamat-Alamat Email Beberapa Media Lokal dan Nasional di Indonesia



Bismillahiraahmanirrahim

MENULIS|Ya, kita semua bisa dan biasa menulis. Bahkan sejak kecil, oleh ibu/bapak kita diajari menulis. Jadi sebenarnya tidak logis kalau ada yang biasa mengatakan "aduh, saya tidak bisa menulis", atau "maaf, tulisan saya jelek. tidak layak baca", daaaaaan banyak lagi alasan lain yang sering menjadi pemebenaran atas kemasalan sebagian kita untuk mengasah potensi yang satu itu.

Padahal sebenarnya menulis itu sederhana, hanya menghubungkan satu huruf dengan huruf yang lain, atau merangkai satu kata, dengan kata yang lain. Masa tiap pagi, siang, sore, malam, mau tidur, baru bangun tidur kita rajin nulis STATUS Facebook atau BERKICAU #Twitter, terus seenaknya ngomong polos "saya gak bisa nulis". Ingat MENULIS itu  "KERJA KEABADIAN" (SJD) lho.
Nah, buat yang sudah biasa nulis, salah satu cara memotivasi agar kita rajin  nulis, ya sering-sering berbagi tulisan dengan orang lain. Caranya kirim ke media MASSA. Kalau belum percaya diri, ya posting di media SOSIAL aja. Kan banyak tuh, sekalian promosi gratisan. Plus siapa tau aja ada yang ngasih saran dan kripik pedas setelah membaca tulisan kita. Kan kita bisa instropeksi dan memperbaiki tulisan di masa mendatang.

So, buat yang mau ngiirm tulisan atau rilis agenda KAMMI ke media massa berikut beberapa alamet email baik media cetak maupun online :
  1. tribuntimur@yahoo.com
  2. opini@kompas.co.id (opini)
  3. opini@fajar.co.id (opini)
  4. redaksi@banjarmasinpost.co.id
  5. beritaanda@sabili.co.id
  6. redaksi@detik.com
  7. kampus@okezone.com
  8. redaksi@okezone.com (rubrik-kampus)
  9. redaksi@eramuslim.com
  10. redaksi-online@hidayatullah.com (online)
  11. redaksi@hidayatullah.com (majalah)
  12. hikmah@rol.republika.co.id (rubrik-hikmah)
  13. sekretariat@republika.co.id (redaksi)
  14. redaksi_islamedia@yahoo.com
  15. opini@mediaindonesia.com (opini)
Untuk sementara 15 dulu ya. Nanti ta' update lagi. Soalnya gak dihafal semua. :)
Ditunggu berita dan artikel tulisan kader KAMMI di media-media tersebut.
Percaya dirilah mengirim tulisan ke media massa, kali aja benruntung kayak saya. Tulisan perdana langsung dimuat di koran. Tapi ada juga lho yang sampai berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun baru bisa dimuat, kayak cerita salah seorang pengamat politik di Makassar.

Waktu diskusi dengan beliau, beliau cerita bahwa kurang lebih 2 semester disket berisi tulisannya numpuk di kosan (jaman baheula kan masih pakai disket). Tapi sekali dimuat, kali berikutnya udah lebih mudah, walaupun tidak setiap tulisan. bahkan beliau jadi pengamat politik gara-gara sering nulis di media. Media yang ngasih gelar. Hehehe...selamat mencoba deh....good luck!

Kutipan kiriman e-mail dari redaksi republika yang mampir ke gmail sy (semoga manfaat dan sy harap tman2 juga bisa kontribusi)

Assalamualaikum wr wb

Teman-teman mahasiswa, dengan ini kami informasikan bahwa sejak Sabtu lalu, Republika sudah mulai menayangkan rubrik baru 'Debat Mahasiswa'.

Konsepnya hampir mirip dengan 'Fokus Publik' yang selama ini sudah teman-teman ikuti. Perbedaannya hanya sedikit saja, yaitu kita harapkan komentar teman-teman diharapkan singkat dan padat (maksimal 1.500 karakter)  serta disertai dengan foto.

Untuk tema Debat Mahasiswa edisi Sabtu mendatang adalah 'Apakah Pemilu 2014 Wajib Diikuti Capres dari Kalangan Muda?'.  Kirimkan komentar dan foto teman-teman melalui milis ini atau ke: infoanda_republika@yahoo.com.  Bisa juga komentar dikirim di inbox atau dinding facebook: RepublikaOnline.


Selain itu, khusus untuk opini di hari Sabtu, kami akan prioritaskan tulisan dari mahasiswa. Kami tunggu partisipasi teman-teman mahasiswa dalam rubrikl 'Debat Mahasiswa' dan penulisan untuk opini mahasiswa edisi Sabtu.


Wassalamualaikum wr wb


Sadewo
(Asredpel politik-hukum-nasional)


Tips sukses mengirim artikel :
a. Untuk opini baca update isu terbaru (bisa dengan mengecek 4 - 6 halaman awal di media massa/online), lalu tulis opini dengan bahasa sendiri. Pemilihan isu, gaya bahasa dan keterampilan menganalisis jadi acuan media memuat tulisan kita. Media nasional yang rutin memuat tulisan kader KAMMI biasanya media Indonesia dan republika (kalo kompas setahu saya agak jarang, sebab mekanisme penyaringan dan masuk ke meja redaksinya ketat)
b. Buat tulisan dengan style standar (kalo saya biasa menulis dengan TNR, 12, spasi 1,5, A4 dan 4343 atau hurufnya diganti Calibri 11)
c. kirim ke email media bersangkutan. (sering2 cek aja biasanya media jarang mengumumkan bila tulisan dimuat)
d. Buat mencoba kemampuan menulis kita. Mulailah menulis dengan masuk rubrik surat pembaca.

Rabu, 17 Agustus 2011

Meriahkan Kemerdekaan dengan 17 Sumber Ide Menulis


.
13135731691143123546
SEORANG teman pernah berkata, ide menulis itu ada di sekitar dan tinggal dipetik. Sayang, banyak teman-teman penulis yang merasa sulit mengidentifikasi apa yang bakal dipetik. Banyak blogger yang mengeluh kehabisan ide menulis.
Masih terkait dengan peringatan 17 Agustus, berikut 17 sumber ide untuk menulis, terutama di blog. Semua kiat ini sudah pernah dipraktekkan di sejumlah blog.
1. Tulisan teman
Tulisan teman sesama blogger bisa dijadikan ide tulisan. Terutama jika tulisannya menarik. Misalnya Anda menemukan sesuatu yang unik di tulisannya. Atau bisa saja Anda mempunyai pendapat yang berbeda. Tuliskan tanggapan atau pendapat Anda tentang tulisan itu. Saya banyak membuat tulisan yang terinspirasi dari tulisan blogger lain. Yang terbaru adalah ‘Menulis dengan jujur: Pelajaran dari Mbak Linda’.
2. Komentar teman
Selain tulisan, komentar sesama blogger juga bisa dijadikan ide tulisan. Misalkan Anda menemukan komentar yang unik, yang lucu, atau mungkin yang berbeda dengan yang Anda yakini. Anda bisa memperluas komentar si teman dengan menjadikannya sebuah tulisan. Saya juga termasuk sering membuat tulisan yang idenya muncul ketika membaca komentar teman. Antara lain Creative Blogging, Ocehan Burung dan Relativitas
3. Film/sinetron televisi
Anda gemar menyaksikan sinetron atau serial film di televisi? Apa yang Anda saksikan bisa dijadikan ide posting. Tentu saja Anda tak perlu membahas jalan cerita secara detil. Sebaiknya Anda mengambil sisi tertentu yang bisa menambah wawasan pembaca. Tulisan ‘Nazaruddin tertangkap karena gak pernah nonton NCIS’, contohnya. Di blog lain, saya pernah menulis ‘Bagaimana Mengetahui Cinta Sejati?‘ yang terinspirasi sebuah episode serial Castle.
4. Berita aktual
Ini kiat yang paling sering dipraktekkan, yakni membuat tulisan terkait berita aktual. Sebagai contoh, saat ini setiap harinya mungkin ada belasan atau puluhan tulisan yang terkait dengan Nazaruddin. Supaya tulisan dilirik, sebaiknya Anda mengambil pendekatan atau sudut pandang yang berbeda. Kelemahan dengan menulis tulisan aktual adalah, dalam beberapa bulan ke depan apa yang ditulis pasti sudah basi dan tak lagi menarik.
5. Mimpi
Semua orang pasti pernah bermimpi, sekalipun biasanya seseorang tak bisa mengingat dengan persis apa yang diimpikan. Namun jika Anda pernah bermimpi dan mimpi itu meninggalkan kesan yang kuat, tuliskan mimpi itu. Bisa juga Anda coba-coba menjadi penafsir mimpi. Tentu tulisan semacam ini harus dibuat dengan ringan dan jangan terlalu serius.
6. Khayalan
Jika Anda suka berkhayal, tuliskan khayalan itu. Bisa dalam bentuk narasi, yakni berandai-andai menjadi sesuatu. Sebaiknya imajinasi itu anda sisipkan hal yang positif. Misalkan Anda punya masukan untuk admin kompasiana dan merasa bingung bagaimana menyampaikan (dan juga untuk memastikan si admin membaca tulisan yang dibuat), Anda bisa menulis misalnya: Seandainya saya admin kompasiana. Untuk skala politik, Anda bisa menulis ‘Sendainya Saya Presiden RI’.
Anda juga bisa mengkhayalkan sebuah cerita dan menuangkannya menjadi tulisan. Jika kisahnya pendek, biasanya menjadi (apa yang disebut dengan) cerita pendek alias cerpen. Jika kisahnya panjang dan berbelit, mungkin bisa menjadi novel.
Bersama teman blogger saya pernah dan sementara ‘berkhayal’ dan menuangkannya dalam blog khusus. Yang pertama khayalan tentang situasi di Majapahit dalam kisah silat berjudul ‘Darah di Wilwatikta’ (kisah yang lebih lengkap—walau belum tamat–ada di blog padepokanrumahkayu. Saya dan beberapa teman juga menuangkan khayalan tentang spionase dan terorisme dalam kisah Operasi Garuda Hitam. Awalnya kisah itu dimaksudkan sebagai paduan dari James Bond dan Da Vinci Code. Belakangan agak bergeser menjadi kombinasi NCIS dan 24, hehehe
7. Twitter
Anda suka berkicau di Twitter? Anda bisa membuat banyak tulisan dengan mengambil ide dari Twitter. Anda bisa membahas kata bijak yang ditulis teman, merangkum kicauan Anda dalam sepekan, membahas lima topik yang menjadi trend dalam sebulan, atau yang semacam itu.
8. Facebook
Sama halnya dengan Twitter, Anda juga bisa membuat banyak tulisan dari Facebook. Bahas status teman yang menartik, bahas komentar teman yang menanggapi status Anda, dan sebagainya.
9. Simak percakapan
Percakapan yang terjadi di sekitar, baik yang melibatkan Anda maupun tidak, bisa dijadikan ide posting. Sebagai contoh, saya pernah membuat tulisan berjudul ‘Kanker Prostat dan Bajingan Masa Lalu’ yang terinsiprasi dari percakapan ringan (dan singkat) dengan seorang pemilik toko bangunan
10. Olahraga
Jika menyukai jenis olahraga tertentu, Anda bisa membuat banyak tulisan dengan mengacu ke jenis olahrga itu. Sepakbola misalnya. Tulisan semacam ini dibaca banyak orang karena banyak penggemar bola yang juga suka membaca ulasan mengenai sepak bola. Di kompasiana banyak tulisan menarik terkait sepak bola, seperti yang biasa dibuat rekan Trihito yang beberapa di antaranya menjadi HL
11. Musik
Musik juga merupakan sumber ide yang tak bakal habis. Banyak hal yang bisa dibahas mulai dari penyanyi, genre musik tertentu, review lagu dan sebagainya.
12. Bahas foto unik
Anda punya foto unik? Atau menemukan foto yang menarik? Anda bisa menuangkannya menjadi tulisan. Jika fotonya kuat, Anda hanya perlu menambahkan beberapa kalimat sebagai pengantar dan membiarkan foto itu yang berbicara.
13. Review produk yang digunakan
Anda hampir dipastikan punya ponsel. Mungkin juga punya laptop atau PC. Ceritakan pengalaman Anda menggunakan gadget itu. Jika punya lebih dari satu ponsel, komparasikan dengan membahas kelebihan dan kekurangan. Begitu juga jika Anda punya nomor HP lebih dari satu. Anda bisa mereview sebagus apa provider yang digunakan. Karena berdasar pengalaman pribadi, tulisan Anda bisa menjadi cerminan pembaca yang menggunakan produk sejenis.
14. Bahas tokoh
Anda juga bisa membahas tokoh tertentu, menurut sudut pandang Anda. Bisa tokoh terkait politik, artis, atau pejabat. Bisa juga sesama blogger. Di kompasiana, misalnya, saya melihat cukup banyak yang membahas kompasianer yang ‘dibenci namun ditunggu’ yakni EA.
15. Ceritakan pengalaman
Anda punya pengalaman unik, memalukan, menggelisahkan atau membahagiakan? Ceritakan pengalaman itu dalam tulisan. Sebagai contoh, beberapa saat setelah mengetahui kalau saya menjadi pemenang Blogshoptips edisi Juni, berita gembira itu langsung dipublikasikan di blog, hehehe
16. Berbagi kiat
Anda punya tip atau kiat tertentu menyangkut bidang yang ditekuni? Bagikan kiat itu. Misalkan Anda punya pengalaman dalam menarik hati lawan jenis, Anda bisa menuangkan dalam tulisan misalnya berjudul ‘7 Cara Mendapatkan 7 Cewek dalam 7 Hari’. Tulisan yang Anda baca saat ini merupakan contoh paling aktual tentang berbagi kiat ;)
17. Membaca tulisan sukangeblog
Poin ke-17 ini tak perlu dibahas lebih lanjut. Intinya, Anda akan mendapatkan banyak ide menulis jika rutin membaca tulisan sukangeblog, hehehehehehehehe
Salam,

*gambar diambil dari technologymarketers*

Senin, 15 Agustus 2011

3 kelemahan flash fiction di indonesia.

Sepantasnya awal abad 21 dicatat sebagai salah satu tonggak penting dalam sejarah perkembangansastra tanah air.
Abad 21 berjasa melahirkan Istilah sastra dunia maya. Berkat internet, ribuan orang dari seluruh penjuru tanah air kini bisa merilis karya sastranya ke publik hanya dengan menekan telunjuknya.
Raib sudah kasta penulis pemula, penulis ternama. Semua penulis setara. Media-media tradisional tak lagi digdaya menentukan naskah penulis siapa yang hendak dimuat.
Setiap hari masyarakat dibanjiri ratusan karya fiksi yang terentang mulai dari puisi, tweetfiction, flash fiction,cerpen, novelette sampai novel. Dan berita bagusnya adalah, pembaca bisa lansung berinteraksi dengan penulis bersangkutan disaat bersamaan tanpa batas ruang & waktu.
Pembaca juga sudah bisa mengakses jenis fiksi pendek (tweetfiction & flash fiction) yang selama ini tak pernah mendapat ruang dimedia-media tradisonal. Flash fiction tiba-tiba saja menjadi anak emas di jagat sastra dunia maya. Bentuknya yang pendek, padat, dan bisa dibaca sekejap dianggap paling sesuai dengan tipikal pengguna internet yang tidak betah berlama-lama membaca tulisan panjang dilayar komputer.
Kemudahan mempublikasikan karya fiksi bagi setiap orang secara gratis adalah satu soal. Kualiitas yang berbanding terbalik dengan kuantitas adalah soal lain. Kita bersyukur karena internet membawa dampak positif yang sangat besar bagi perkembangan dunia fiksi tanah air, tapi bukan berarti kita membiarkan kualitas karya-karya fiksi ikut melorot.
Sama halnya di dunia nyata, di dunia maya pembaca juga adalah raja. Beragamnya pilihan membuat pembaca berkuasa hanya memilih karya fiksi yang berkualitas saja untuk ditukar dengan waktunya.
Penulis flash fiction yang tidak mau karyanya berakhir sebagai zombie yang mengotori dunia maya, usahakan karyanya tidak mengandung salah satu atau ketiga kelemahan berikut ini :
Cerita tidak utuh
Flash fiction adalah rangkaian cerita utuh mulai dari awal, tengah sampai akhir yang tak terpisahkan, dan diikat oleh satu benang merah yang jelas. Ada beberapa flash fiction (klaim penulisnya) yang ditemui di blogosphere ternyata hanya merupakan sebuah potongan paragraf dari sebuah cerita besar. Kita tidak pernah tahu darimana awal ceritanya, mengapa cerita tersebut terjadi dan bagaimana akhir ceritanya.
Ketidakutuhan lainnya nampak pada kalimat-kalimat yang cenderung berdiri sendiri, berbentuk bait/larik yang terpisah satu sama lain. Mirip puisi (disebut puisi tdk juga  ). Tidak ada narasi transisi yang mengikat kalimat sebelum dengan sesudahnya.
Memberitahu, tidak menunjukkan
Ini penyakit turun temurun yang juga banyak menjangkiti cerpen dan novel Indonesia. Terlebih karena keterbatasan kata biasanya penulis flash fiction mengambil jalan pintas untuk lebih banyak memberitahu pembaca ketimbang menunjukkan. Alasannya tak ada ruang buat mendeskripsikan setting, karakter atau adegan-adegan tertentu.
Show don’t tell tidak semata mendeskripsikan secara spesifik seluruh karakter, setting atau kejadian tertentu. Menunjukkan berarti menghadirkan pembaca kedalam adegan seolah-olah dia memerankan salah satu karakter cerita. Untuk lebih jelasnya mengenai hal ini bisa dibaca pada seri artikel mungkinkah menulis fiksi dalam 100 kata……
Resolusi Cerita Tidak Jelas
Saya mencurigai kelemahan ini dipengaruhi oleh kebiasaan menulis puisi.  Tak heran bila penulis cerita yang berlatar belakang pujangga lazim ditemui menulis ending yang membingungkan. Pembaca tidak (diberi) tahu apa resolusinya, apa perubahan yang terjadi pada karakternya ? Cerita menggantung begitu saja. Bersambung tidak, selesai pun tidak, sebab cerita sekonyong-konyong berakhir.
Banyak penulis ternama menganjurkan untuk selalu mengakhiri cerita dengan teka-teki atau pertanyaan-pertanyaan buat pembacanya. Dalam posisi saya sebagai pembaca, sangat terasa pengkhianatan oleh penulis pada saya yang telah merelakan waktu & uang untuk membaca tulisan penulis bersangkutan. Pembaca ingin akhir flash fiction berupa resolusi yang jelas. Aturan ini tidak bisa ditawar-tawar lagi.

by rusdianto
sumber internet

***
UNTUK REFERENSI MEMBUAT FLASH FICTION
Segera beli Dear Love di Toko Buku GRAMEDIA, GUNUNG AGUNG,TOGAMAS.
Kumpulan Flash Fiction (FF) Selected Penuh kejutan dan inspiratif.
Banyak hilmah dan pelajaran ttg cinta dan kehidupan.
Judul : Dear Love
menghubungi cinta-menghubungkan cinta-hubungan cinta
111 tulisan tentang cinta
Penerbit: Hasfa Publishing
ISBN 978-602-98386-7-1
227hlm. Rp 49rb